Ditulis oleh mui |
Jumat, 28 September 2012 12:06 |
Seks Bebas di Kalangan Remaja Makin Mengkhawatirkan
JAMBI-Perilaku
sex bebas di kalangan pelajar sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan
data dari Yayasan Sentra Informasi dan Komunikasi Orang Kito (SIKOK),
dalam dua tahun terakhir (2010-2012), sebanyak 164 remaja (berstatus
pelajar) diketahui hamil di luar nikah.
Aktivis SIKOK, Suminah mengatakan, jumlah itu
berdasarkan laporan siswi yang meminta bantuan konseling ke SIKOK. Dia
memperkirakan, jumlah pelajar yang hamil di luar nikah lebih banyak
lagi. Sebab, tidak banyak siswi yang mengaku dan minta konseling ketika
mereka hamil di luar nikah.
“Memang belum
terlalu banyak. Tapi trennya selalu meningkat,” ujarnya usai seminar
peringatan hari kesehatan sex Se-Dunia di Ruang Pola kantor Gubernur
Jambi, kemarin (27/9).
Menurut Suminah, pelajar
hamil yang melakukan konseling ke yayasan SIKOK cukup beragam. Ada dari
SMA, tidak sedikit pula siswi SMP. Rentang umurnya pun bervariasi, ada
yang 17 tahun, bahkan ada remaja umur 14 tahun. “Banyak yang datang
minta konseling itu dari kelas 2 dan beberapa kelas 3,”katanya.
Dari
konseling yang mereka lakukan, mayoritas kecenderungan para pelajar itu
ingin menggugurkan kandungannya. Sebab, kebanyakan mereka yang datang
ke SIKOK memang perutnya sudah membesar. Suminah mengaku menemukan
sedikitnya 64 pelajar sudah melakukan upaya aborsi sendiri.
“Itu
yang ketauan. Yang sembunyi-sembunyi dan melakukan aborsi sendiri, bisa
jadi lebih banyak lagi,”katanya. Apalagi, beberapa kasus yang mereka
temukan, ada sejumlah orang tua yang langsung mengambil alih kasus
anaknya dengan melakukan upaya abrosi sendiri di luar Jambi.
“Mereka memboyong anaknya ke Jakarta, lalu melakukan aborsi di sana,”ujarnya.
Suminah
memperkirakan jumlah siswi hamil di luar nikah di Jambi bisa saja lebih
dari 164 orang. Sebab, tidak banyak siswi yang mau terbuka memberi
informasi ketika mereka hamil. Bahkan, jumlah siswi yang melakukan
aborsi di yakininya juga lebih dari 64 orang. “Itu yang ketauan saja.
Yang tidak mau melapor dan konseling mungkin lebih banyak
lagi,”tegasnya.
Melihat tren kejadian hamil di
luar nikah ini, Suminah meyakini perilaku sex bebas yang dilakukan
kalangan remaja dan pelajar sangat tinggi. SIKOK pernah melakukan survey
terhadap 1.182 Siswa SMU/SMK Kota Jambi tahun 2003. Hasilnya,
sedikitnya 8 % siswi mengaku sudah melakukan hubungan layaknya suami
istri dengan pacar.
Anggap saja tren itu
stagnan, maka diperkirakan pada tahun 2012 ini ada sekitar 16 ribu dari
total 200 ribu lebih siswa/i, sudah melakukan hubungan suami istri.
“Kondisi ini memang sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi, hubungan sex
sudah dianggap hal biasa di kalangan remaja kita,”ujarnya.
Mantan
Direktur Yayasan SIKOK ini menjelaskan, model pacaran yang memberikan
ruang untuk melakukan hal di luar ketentuan adalah buah dari kehidupan
sosial yang makin buruk. Dari konseling yang mereka lakukan, latar
belakang remaja putri melakukan hubungan badan karena ingin membuktikan
cinta kepada sang pacar.
Sedangkan yang
memotivasi remaja pria melakukan hubungan badan ingin menunjukkan sikap
jantan. “Dan semua itu karena pengaruh lingkungan yang begitu
bebas,”katanya.
Apa solusinya? Mempersempit
kemungkinan perbuatan itu terjadi dengan membangun lingkungan yang lebih
baik. ”Mempersempit perilaku seperti ini harus dilakukan oleh semua
pihak, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sekitar, hingga
pemerintah. Sehingga kemungkinan
kejadian ini bisa ditekan,”katanya.
Sementara
itu, Ferdia Prakasa, aktivis Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi
Jambi tak menampik tren perilaku sek bebas dikalangan pelajar sudah
sangat mengkhawatirkan. Bahkan, ada pula remaja di Jambi yang berprofesi
sebagai penjaja seks. Tingginya angka seks bebas di kalangan remaja
dapat terlihat dari meningkatnya tren usia remaja yang terjangkit virus
mematikan HIV/AIDS.
Data per Juni 2012, jumlah
pengidap HIV usia remaja (15-24 tahun) mencapai angka 103 orang.
Sedangkan pengidap AIDS mencapai 45 orang.
“Persentase
kalangan remaja yang terjangkit berada pada urutan kedua setelah
golongan usia dewasa, di atas 25 tahun. Ini sudah sangat
mengkhawatirkan,”ujarnya.
Enny Nadia
Simanjorang, dari Duta Remaja Aliansi Satu visi mengatakan, berdasarkan
penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30
persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Berdasarkan hasil
survei Komnas Perlindungan Anak bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan
Anak (LPA) di 12 provinsi pada 2007, diperoleh pengakuan remaja bahwa
sebanyak 93,7% anak SMP dan SMU pernah melakukan ciuman, petting, dan
oral seks.
Sebanyak 62,7% anak SMP mengaku
sudah tidak perawan. Sebanyak 21,2% remaja SMA mengaku pernah melakukan
aborsi. Dari 2 juta wanita Indonesia yang pernah melakukan aborsi, 1
juta adalah remaja perempuan. Sebanyak 97% pelajar SMP dan SMA mengaku
suka menonton film porno.
Celakanya, kata
dia, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang
perkawinan. “Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di
pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius,”kata dia.
Ia
menjelaskan, tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja
erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta
kurangnnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat
ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan
remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di
Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian
ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Berbagai
faktor ikut mempengaruhi dianataranya kurang perhatian orang tua,
sekolah yang kurang dapat mengontrol hal ini atau memang karena tuntutan
kemajuan jaman yang memaksa remaja melakukan hal ini.
”Masalah-masalah remaja seperti ini, sering timbul karena konsep diri remaja juga yang bermasalah,”katanya.
Berbagai
masalah itu perlu segera diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara
vulgar. Menurut dia, pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja
bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi
bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan
sebagainya. “Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari
percobaan melakukan seks bebas,”pungkasnya.
|
TARUH KODE WIDGET SHOUTOXMU DI SINI
Rabu, 06 Februari 2013
Pelajar Hamil di Luar Nikah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kita juga punya nih artikel mengenai 'Remaja', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1851/1/Artikel_10502164.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat